Sabtu, 04 Juni 2011

rela berkorban

sekelompok penjelajah tersesat di daerah kutub selatan, salju turun deras sehingga perjalanan menjadi sangat lamban. tidak ada kepastian apakah mereka dapat kembali dengan selamat ke pangkalan atau tidak. persediaan makanan menipis dan mereka masing-masing hanya memiliki beberapa buah biskuit di ranselnya.

malam itu saat mereka tidur, pemimpin rombongan ekspedisi terjaga karena mendengar adanya gerakan. dia cemas kalau-kalau ada anggotanya yang sakit. dia berbaring dengan mata hampir tertutup tetapi tetap berjaga-jaga.

lalu dia melihat temannya dengan sangat hati-hati, mengulurkan tangannya menggapai tas milik anggota yang termuda ........ pemimpin ekspedisi terkejut, dia tahu mereka sangat lapar, tapi sudah begitu dalamkah mental mereka jatuh sehingga salah satu sari mereka menjadi pencuri???? bagi seorang penjelajah pencuri sama artinya dengan 'membunuh'.

tapi, kekuatirannya segera hilang ketika dia melihat ternyata teman nya itu mengambil separuh biskuit dari tasnya sendiri dan memasukkannya ke tas yang lain dengan diam-diam. tampaknya dia telah mengamati bahwa anggota termuda dari rombongan ekspedisi itu sangat lemah dan mungkin tidak mau menerima pemberian orang lain.

pemimpin ekspedisi tersebut berkata di dalam hatinya " seakan-akan secercah sinar kehangatan menerangi malam dingin dan gelap di antartika. kasih untuk rela berkorban telah menghangatkan tempat berteduh yang sangat dingin "

refleksi diri :
1. apakah hidup ku dan hidup mu telah rela berkorban untuk sesama, mungkin sekedar mengorbankan waktu untuk mendengarkan derita teman, sahabat atau tetangga kita ? atau mengorbankan hal yang lebih besar dari waktu ?
2. apakah kita telah menjadi orang yang "mudah berprasangka" sehingga menilai buruk terhadap orang lain di sekitar kita, atau sekalipun kita berprasangka kita "amati" terlebih dahulu sehingga pada akhirnya kita bisa memberikan penilaian yang lebih objektif atau bahkan positif kepada orang sekitar kita ?

dunia ini masih membutuhkan kasih, rela berkorban, pandangan positif, dan penerimaan. siapkah kita menjadi salah satunya, paling tidak di lingkungan terkecil kita yaitu keluarga ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar